-->

Pengecer Mengakui Adanya Penyaluran Pupuk untuk Kelompok Tani yang di Parkir di Pappolo

Gambar Ilustrasi 

KABARPOJOK.COM - Kelompok tani di Kelurahan Pappolo, Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, diduga tumpang tindih. Kelompok tani tersebut sudah di parkir menurut kepala balai Tanete Riattang, namun pada kenyataannya kelompok tersebut tetap mendapatkan kuota pupuk sesuai dengan RDKK.

H. Usman selaku pengecer pupuk di wilayah Pappolo coba diminta tanggapannya, kemudian ia mengakui adanya penyaluran pupuk di kelompok tersebut.

“ Kami hanya berdasarkan RDKK,” kata H. Usman

Lebih lanjut H. Usman mengatakan, bahwa pupuk yang disalurkan ke kelompok tersebut bukan di bongkar di rumah kelompok tani, melainkan di bongkar di gudang.

“ Itu gudang milik saya, bukan milik pak Jabir,” katanya.

Disinggung soal berapa banyak kuota pupuk terelokasi ke kelompok tersebut dia mengatakan, saya tidak tau pastinya berapa banyak, tetapi terkait jumlahnya ada sama admin.

“ Besok coba saya tanya adminnya ndi,” pungkas H. Usman.

Kepala bidang PSP, Farhan,. SP,. M.Si dikonfirmasi, ia menyarankan awak media menghubungi pihak Balai Penyuluh Pertanian.

“ Yang kita hubungi ke CDK kecamatannya dan PPL nya dulu kalo terkait kelompok tani,” ujarnya.

Sambungnya,“ Diselesaikan di CDK dan PPL nya mi,”

Sehubungan hal tersebut, terduga ketua kelompok tani Mappadaelo 2, sebut saja Jabir coba diminta tanggapannya, baik melalui pesan WhatsApp ataupun panggilan via WhatsApp tidak merespon.

Upaya klarifikasi yang dilakukan oleh awak media kabarpojok.com gagal. Sementara pesan WhatsApp yang dilayangkan pada Kamis (07/08/25) sekira pukul 17.47 Wita menunjukan centang dua abu-abu.

Diberitakan sebelumnya;

Kelompok tani di kelurahan Pappolo, Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, diduga tumpang tindih.

Kelompok tani tersebut diduga sudah dilebur namun muncul kembali dan diduga mendapatkan jatah pupuk serta beroperasi seperti biasa. 

Salah seorang warga Pappolo yang juga anggota kelompok tani ditemui baru-baru ini, ia menyebut meskipun tidak memiliki hamparan lahan pertanian yang jelas, namun tetap mendapat jatah pupuk bersubsidi 200 hingga 300 zak per musim.

“ Informasinya, yang tersalurkan hanya sekitar 100 zak,” ungkapnya.

Kata warga Pappolo, kelompok tersebut sempat dilebur karena tidak memiliki hamparan. Bahkan pihak BPP dan Penyuluh pertanian sempat turun melakukan poligon, namun hamparan lahan pertanian yang di klaim oleh ketua kelompok tani "Mappadaelo 2" sudah terdaftar di kelompok lain.

“Waktu BPP dan Penyuluh Pertanian turun tidak ada dapat di foto, karena lahan yang diklaim adalah milik kelompok Mappadaelo 1,” ujarnya.

Lebih lanjut warga menjelaskan, dengan munculnya kembali kelompok tani itu terindikasi terjadi penyimpangan terkait lokasi hamparan petani yang terdaftar di dua kelompok tani berbeda. 

“Tentunya dengan hamparan yang sama penyaluran pupuk subsidi jadi membengkak,” jelasnya.

Lebih lanjut warga Pappolo menjelaskan, yang menjadi tanda tanya adalah di Ceppaga tepatnya di Lingkungan 4, kelompok tani nya belum diverifikasi. Padahal hamparannya jelas, bahkan sudah di poligon oleh BPP dan penyuluh sekitar tahun 2023 lalu.

Kepala Balai Penyuluh Pertanian (BPP) kecamatan Tanete Riattang, H. Fatma dikonfirmasi membantah pihaknya telah melebur kelompok tani tersebut.

“ Tidak dilebur, hanya di parkir,” ucapnya kepada media, Rabu (06/08/2025).

Lebih lanjut, ia hanya menunggu pembentukan kelompok yang ada di Ceppaga. Kemudian nama yang digunakan adalah nama kelompok milik Jabir (Mappadaelo 2).

“Sementara ini kami menunggu undangan untuk dilakukan pertemuan dengan semua ketua kelompok tani yang ada di Pappolo,” pungkasnya.

( Rustan )

Komentar

Berita Terkini