Kebijakan Pemerintah Melarang Kios Menjual Elpiji 3 Kilogram Mengundang Polemik di Masyarakat

( Gambar Net: Elpiji 3 Kilogram )

BONE, KABARPOJOK - Kios atau warung telah dilarang menjual Elpiji 3 kilogram, hal itu kemudian mengundang polemik, kebijakan tersebut dinilai menyulitkan masyarakat, khususnya di pelosok.


Amali contohnya, Kecamatan di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan itu letaknya cukup jauh dari pangkalan Elpiji, masyarakat harus menempuh jarak cukup jauh untuk bisa ikut menikmati gas subsidi pemerintah.


Pangkalan dimaksud berada di Taccipi Kecamatan Ulaweng, jaraknya sekitar 20 kilometer dari lokasi mereka.


Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Bone mengatakan, "kami harus laksanakan perintah pimpinan, namun disisi lain kita juga harus memperhatikan akses masyarakat untuk membeli gas elpiji tabung 3 kg, kalau jarak tempuh dari rumah ke Pangkalan cukup jauh, akan tetap menyulitkan masyarakat, walaupun harga di pangkalan murah dibandingkan beli di Kios, karena pangkalan menjual gas elpiji tabung 3 kg sesuai harga Tertinggi Eceran ( HET ) Rp.18 500," jelas Hamzah Sunusi kepada media, Senin (03/02/2024).

( Kadis Perdagangan, Hamzah Sanusi )

Senada dengan KADIS Perdagangan, seorang warga di jalan Langsat menyampaikan, "susah kalau gas elpiji tabung 3 kg tidak ada di kios atau warung, apalagi kalau sementara memasak tiba tiba habis gas, mau beli di  Pangkalan tapi sangat jauh, sebagai contoh warga yang tinggal di Amali mau beli di pangkalan, harus menempuh perjalanan 20 km lebih, karena pangkalan hanya ada di Taccipi, ibu kota Kecamatan Ulaweng," ungkap Icuk Sugiarto.


Dalam hal pelaksanaan larangan penjualan gas elpiji tabung 3 kg di kios dan warung, "harusnya pemerintah mencarikan solusi dulu agar masyarakat tidak sulit pada saat mau membeli gas elpiji," harap Ichuk Sugiarto.


"Saya ini pengusaha gas elpiji tabung 3 kg, saya senang kalau banyak yang datang membeli dan mengambil gas elpiji di pangkalan saya, tidak repot lagi mengantar ke kios dan warung, namun yang kasihan masyarakat yang jauh rumahnya dari pangkalan,  disini hanya saya sebagai pangkalan resmi di jalan Langsat, masyarakat yang tinggal sekitar Kampus IAIN pasti sulit kalau mau jalan kesini karena jauh," tutur Ichuk panggilan akrabnya. (*)

Komentar

Berita Terkini